![]() |
Sumber gambar: Sumber Pribadi |
Aku datang ke gramedia lalu tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah buku yang berjudul Jika Kita Tidak Pernah Baik-baik Saja karya Alvi Syahrin (@alvisyhrn), karena ada satu buku yang gratis untuk dibaca jadinya aku baca langsung di gramedia. Saat membacanya rasanya semua tulisannya sangat berkesan, aku mencoba memaknai setiap tulisannya, mencoba untuk mencerna setiap bait katanya, dan menjadikan tiap chapternya untuk refleksi diri. Buku ini termasuk genre novel namun tidak ditulis dalam bentuk cerita narasi atau mungkin cerita beralur, melainkan kata-kata atau kutipan yang bisa dirasakan.
“It’s always nice to have someone beside me, batinmu. Akan tetapi … beberapa hal dalam hidup memang butuh diperjuangkan sendiri” kutipan yang pertama kali membuatku terkesan saat membacanya. Menyadarkan bahwa it’s oke to feel alone, gapapa kamu melewati hari-hari sendiri karena sejatinya yang paling berhak atas waktumu adalah dirimu sendiri dan hidup ini memang butuh diperjuangkan sendiri karena tidak selamanya uluran orang lain akan selalu ada. Namun, saat kita merasa sendiri tidakkah kita ingat bahwa ada zat yang sejatinya sangat dekat dengan kita dan selalu bersama kita dimanapun kita berada, selalu mengawasi kita sebagai seorang hamba di muka bumi? ya, Allah azza wa jalla.
Allah berfirman dalam surah at-taubah ayat 40 yang artinya “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”.
Mungkin kau merasa sedih disaat teman-temanmu tengah bersanding dengan seseorang yang bahkan belum tentu akan menjadi jodohnya, merasa ingin merasakan keuwuan atau mungkin manisnya kisah cinta di masa muda dengan non-mahram yang saat ditanya hubungannya djawab “jalani aja dulu yang penting kita bahagia bersama”. Wahai teman, ingatlah bahwa kebahagiaan tanpa ketenangan ibarat badai yang tertunda yang cepat atau lambat akan merubuhkan diri kita. Apa yang kita harapkan dari interaksi yang Allah tidak ridhoi? mungkin kita merasa bahagia, nyaman, dan puas bersama orang yang kita sayangi tapi akankah kita akan tenang saat tahu bahwa kebahagiaan, kenyamanan, dan kepuasan itu adalah berasal dari interaksi yang tidak Allah ridhoi bahkan sesuatu yang dilarang??
Pada chapter ‘Aku melepaskanmu karena Allah’ merupakan chapter yang tidak semua orang sanggup membacanya, aku yakin. Alah berfirman “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan keji” Quran surah Al-Isra ayat 32. Ada kebenaran yang ingin aku katakan hingga menuliskan ayat itu, berdasarkan ayat tersebut bahwa Allah Subhanahu wa ta ala melarang kita mendekati zina (Underline “Mendekati zina”) dan ketahuilah bahwa pacaran merupakan jalan awal menuju zina itu dan salah satu pintu menujunya sehingga yang dimaksud mendekati zina salah satunya adalah pacaran.
–”Aku bukan manusia suci, tidak mungkin bagiku meninggalkan kenyamanan yg telah aku rajut dengannya selama ini. Aku tidak sanggup menjalani hari tanpanya, tapi aku takut akan Rabb-ku. Bagaimana? Apa yang harus kulakukan??” (Ucapmu mungkin saat ini)
Wahai temanku, ketahuilah bahwa Allah maha pemberi petunjuk, maha pengampun, dan maha penyayang. Memang tidak ada manusia yang suci di dunia ini dan aku menulis ini juga bukanlah manusia suci, aku hanya berusaha mengingatkan sebagai sesama muslim. Jika memang kamu bingung harus bagaimana, mungkin hal utama yang dapat kamu lakukan adalah dengan Doa dan memohon petunjuk kepada Allah sebab doa adalah senjata umat muslim dan sesungguhnya perbuatan dosa itu berasal dari godaan setan sehingga sebagai muslim sudah menjadi keharusan bagi kita memerangi setan yang selalu menggoda hawa nafsu kita. Percayalah saat kau berdoa dan memohon petunjuk maka Allah akan tunjukkan celah untukmu dapat keluar dari hubungan itu meski tak mudah untuk keluar seutuhnya apalagi merelakan kenyamanan yang kau dapatkan. Tapi percayalah saat kau melakukannya karena Allah maka Allah akan mudahkan jalanmu dan ingatlah sabda Rassulullah “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik” H.R. Ahmad. Dan percayalah bahwa “Aku tahu kamu pernah bahagia bersamanya, Namun kebahagiaan tidak selalu tentangnya” -Alvi syahrin.
Sebenarnya siapa yang lebih kau cintai? Allah atau mahluknya? Percayalah you are loved by Allah unconditionally. Sehingga pada chapter ‘selamat tinggal adalah senja yang usang’ dijelaskan bahwa “Kawanan bintang yang mengajarkanku bahwa kita butuh kegelapan supaya bisa bersinar. Bulan kesepian mengajarkanku kita tetap bisa indah meski sendiri”, “Memang berat, memang sulit tetapi ingat… kita sedang berkorban untuk tuhan yang Maha pengasih lagi maha penyayang” - Alvi syahrin.
“Akan ada seseorang, entah seseorang baru atau lama yang tadinya tak punya kesan apa-apa, datang ke kehidupanmu yang baru, ditakdirkan hidup bersamamu.. sampai mati.. dan takkan tergantikan” -Alvi syahrin dalam buku jika kita tak pernah baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar